Entis
Sutisna alias Sule semakin hari semakin gemerlap. Dia menjadi salah
satu pelawak termahal dengan penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya.
Padahal, beberapa tahun lalu ayah tiga anak ini hanya sebagai penjual
jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya.
Karier
pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976, ini mulai bersinar setelah
sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup lawak SOS.
Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan.
Namanya
terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya
melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng. Penghasilannya lebih
dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun televisi, antara
lain, hasil dari acara Opera Van Java di Trans7 dan Awass Ada Sule di
Global TV.
Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing
ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil
sering tampil di acara Agustusan. Ayah dari Rizki (12), Putri (8), dan
Rizwan (2) ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai
membanyol atau melucu. Alumnus STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan
dalam penampilan, yakni rambutnya yang panjang berwarna pirang sehingga
bisa melengkapi karakternya.
Kini Sule sudah menjadi miliarder
dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil,
serta dua sepeda motor. Baru-baru ini, Sule mengaku bersyukur karena
Tuhan telah memberi jalan.
Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina (32) pada tahun 1997 dia tinggal di rumah kontrakan petak.
Penghasilannya
dari melawak hanya Rp 20.000 sehari sehingga, agar dapurnya bisa tetap
ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya.
Masa-masa
sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini
sudah menjadi miliarder. Opera Van Java adalah salah satu acara yang
menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini, sekali tampil Sule
memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp
20 juta-Rp 40 juta.
Pemilik rambut gondrong dan pirang ini
terkenal dengan gaya khasnya, yakni kalau mendengar musik jaipongan
langsung dengan reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa.
Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.
Nekat
ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi
pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke
Jakarta. Berbekal keahlian menari, dia mencoba mengadu nasib di Ibu
Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke
tempat lainnya di Jakarta.
Kesempatan mengikuti Audisi Pelawak
Indonesia (API) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah
jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai
Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, karier Sule pun
terus menanjak.
Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan
atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule. Kini
Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio,
Parto, ataupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai Lima
Pelawak Termahal Indonesia.
Seperti Komeng, Sule mempunyai kemampuan
spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif, dan
bagus. Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang
lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu
yang kuat dan unik.
Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya
yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para
pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi, Sule mengawali naik panggung
bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat
terkenal, Sule masih memendam cita-cita untuk go internationalwalau tak
pandai bahasa Inggris.
Kendati telah bergelimang harta, ternyata
tak semua artis hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup
sederhana. Suzuki APV masih menjadi kendaraannya setiap hari akan
shooting.
Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa
salon, warnet, toko pakaian, ponsel, dan studio musik. Pria pencetus
ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu,
sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan.
Sebagai seorang
pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa
lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang
dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya
dan membagi-bagi rezeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak
kedua dari empat bersaudara.
2. Olga Syahputra
Yoga Syahputra
atau lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra (lahir di Jakarta, 8
Februari 1983; umur 28 tahun) adalah seorang aktor, pelawak, dan pembawa
acara Indonesia. Olga seringkali berperanwaria. Namun Olga menampik
kalau dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang
Sulung dari
tujuh bersaudara pasangan Nur Rachman dan Nurhida ini awalnya hanya
penggemar yang sering meminta tanda tangan serta foto bareng idolanya.
Keberuntungan menghampiri saat dirinya ditawari bermain di film Lenong
Bocah. Sayangnya cowok berdarah Padang-Jawa ini diharuskan ikut latihan
terlebih dahulu di Sanggar Ananda. Karena tak punya uang, Olga terpaksa
menjual kulkas demi membayar kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga,
Bertrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan
Olga kulkas baru.
Selama aktif di Sanggar Ananda, Olga juga sering
ikut syuting meski hanya peran-peran minor. Olga juga pernah menjadi
asisten penyanyi Rita Sugiarto. Ketekunan Olga berbuah manis. Setelah
sempat berperan di sinetron Kawin Gantung dan Si Yoyo, Olga menjadi
presenter Ngidam di SCTV berpasangan dengan Jeremy Thomas. Olga juga
bermain di acara komedi Jangan Cium Gue dan disusul Extravanganza ABG.
Bergabung dengan Extravanganza ABG di tahun 2005, nama Olga mulai
dikenal. Namanya benar-benar melambung setelah di awal 2007 bergabung
bersama Indra Bekti dan Indy Barends di acara Ceriwis di Trans TV.
Mulai
tahun 2008, Olga menjadi presenter TV acara musik Dahsyat di stasiun
RCTI bersama dua artis multi-talenta Luna Maya dan Raffi Ahmad. Selain
menjadi presenter, ia juga membintangi beberaya layar lebar, di
antaranya Skandal Cinta Babi Ngepet danMau Lagi. Film Mau Lagi
sebelumnya dicekal dan tidak dapat beredar. Namun setelah berganti nama
menjadi Cintaku Selamanya, film ini diberi ijin untuk diedarkan.
Tak
puas hanya manjadi presenter dan bintang film, Olga mulai merambah dunia
tarik suara. Saat ini, Olga telah merilis dua lagu single-nya, yaitu
Hancur Hatiku dan Jangan Ganggu Aku Lagi yang keduanya merupakan lagu
ciptaan Charly ST 12 dengan label Nagaswara.
Olga juga memenangkan
penghargaan sebagai Presenter Acara Variety Show Music Terfavorit dan
Pelawak Terfavorit dalam Panasonic Awards 2009 dan Panasonic Gobel
Awards 2010 yang disiarkan di RCTI , TPI, dan Global TV.
Kini, Olga tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, melainkan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin (Nycta Gina).
3. Komeng
Alfiansyah
(lahir di Jakarta, 25 Agustus 1970; umur 40 tahun) (populer dipanggil
Komeng) adalah seorang pelawak Indonesia. Ia terkenal sebagai pembawa
acara Spontan yang ditayangkan di SCTV sejak tahun 1995 hingga sekarang.
Pelawak idolanya adalah Benyamin Sueb. Sekolah SD-SMA di Jakarta dan
kuliah di Akademi Bank Indonesia (tidak selesai).
Karir
Radio
Penyiar Radio SK Jakarta, 1993-1996
Penyiar Bens Radio Jakarta, 1996
Acara televisi dan sinetron
"Drama Komedi" di TVRI, 1990
"Kompor Diamor" di TPI. 1991
"Opera Diamor" di TVRI. 1991-1995
â??Spontan" di SCTV. 1995 - sekarang
Sinetron "Akal-akalan" di Indosiar. 1996
Sinetron "Otak-otak Kuda" di TPI 1996
Sinetron "Malioboro" di TPI. 1996
Komedi "Asep Show" di TPI. 2000 - 2004
Sinetron "Liliput". 2001
Sinetron "Puteri Duyung" di SCTV. 2001
Sinetron "James Bono" di TPI. 2001
SLI 008
Kerajaan Sahur di Trans TV dan TV7. 2006
Saatnya Kita Sahur di Trans TV. 2007 - sekarang
Gong show di Trans TV. 2008 - sekarang
Opera Van Java di Trans7. 2008 - 2009
4. Tukul Arwana
Tukul
Riyanto, atau lebih dikenal dengan nama Tukul Arwana (lahir di
Perbalan, Purwosari, Semarang, 16 Oktober 1963; umur 47 tahun) adalah
seorang pelawak dan pembawa acaraIndonesia. Tukul dikenal dengan acara
Bukan Empat Mata yang dibawakannya. Selain menjadi pelaku hiburan, Tukul
juga merintis usaha yang bergerak di bidang hiburan, yang bernama "Ojo
Lali Entertainment". suka makan mie ayam mbok darmi.
Sejak lahir, ia
diberi nama Riyanto, bukan Tukul Riyanto seperti yang dikenal sekarang.
Karena ia sering sakit, namanya ditambah kata "Tukul" menjadi Tukul
Riyanto. Anehnya, setelah namanya diubah demikian, ia menjadi jarang
sakit. Ia pun akhirnya akrab dipanggil Tukul. Di usia 5 bulan, Tukul
yang sering sakit diasuh oleh tetangganya, Suwandi. Orang tua Tukul,
Abdul Wahid dan Sutimah (alm.) yang memiliki empat orang anak rela
menyerahkan Tukul, karena Suwandi sangat ingin menjadikan Tukul sebagai
anak angkat.
Dengan bakat alaminya, Tukul muda sudah mulai melawak
sejak kelas VI SD. Berbagai macam perlombaan lawak, mulai dari tingkat
Kotamadya Semarang, Jawa Tengah, DKI, dan Jabotabek, serta tingkat
nasional ia coba. Usahanya ini tidak sia-sia. Ia berhasil menjuarai
berbagai perlombaan melawak. Setelah lulus SD, putra ketiga dari
pasangan Abdul Wahid dan almarhumah Sutimah itu melanjutkan sekolahnya
ke SMP Muhammadiyah Indraprasta. Namun, pada saat Tukul duduk di bangku
kelas III, orang tua angkatnya, Suwandi mengalami kesulitan ekonomi.
Bahkan, rumah yang selama itu ditempatinya harus dijual. Puncaknya, saat
menuntut ilmu di SMA Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung, Semarang, Tukul
mulai kesulitan untuk membayar biaya sekolah. Tukul pun mulai mencari
pekerjaan untuk membiayai sekolahnya.
Selepas SMA, untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, selain melawak ia juga pernah bekerja sebagai sopir
angkutan (jurusan Johar-Panggung di Semarang). Setelah dua tahun, Tukul
berganti pekerjaan menjadi sopir truk gas elpiji di daerah Tanah Mas,
Semarang Utara selama dua tahun lalu.